Halo semuanya, selamat pagi dan seamat beractivitas!. Pada
kesempatan kali ini saya akan meberikan contoh splitter ratio pada jaringan
FTTH .
Splitter ratio memiliki hubungan penting dengan sistem jaringan FTTH. splitter ration digunakan untuk orang yang mampu dengan kabel 1 core. Spplitter
ratio digunakan juga untuk mengurangi biaya instalasi. Splitter ratio sendiri
sifatnya passive, yakni tidak ada aliran Listrik pada kabel. Sebelum
menggunakan splitter ratio, maka kita perlu tahu cara menghitung redamannya.
Berikut saya akan berikan contoh splitter ratio untuk 64 client.
Sebelum itu, saya akan menjelaskan sedikit tentang kabel FO.
Apa Itu Fiber Optik?
(Sumber gambar: https://images.app.goo.gl/D5frAkKWcC8VQEq2A)
Fiber Optic adalah kabel yang berfungsi untuk mentransmisi
data melalu sinyal Cahaya dengan melalui serat optic. Kabel fiber optic banyak
variasi core nya, mulai dari 1 core hingga ribuan core. semua digunakan sesuai
kebutuhannya.
Lalu Apa Itu Splitter?
Splitter merupakan perangpat pasif pada serat optik yang berfungsi untuk membagi sinyal Cahaya
dari satu serat menjadi bebebrapa saluran output. Perangkat ini memungkinkan
distribusi sinyal optik dari satu sumber ke banyak tujuan tanpa memerlukan
sumber daya eksternal. Splitter fiber optic banyak digunakan dalam jaringan
telekomunikasi, khususnya dalam jaringan PON (Passive Optical Network) dan FTTx
(Fiber to the x), untuk menyediakan koneksi kepada banyak pengguna dari satu
serat optik.
Fungsi Splitter
1. untuk membagi sinyal Cahaya dari satu serat input,
menjadi beberapa serat output.
2. digunakan untuk mendistribusi
sinyal optik ke beberapa lokasi atau perangkat tanpa memerlukan penguatan atau
regenerasi sinyal.
3. untuk mengurangi biaya, karnea 1 serat dapat melayani
beberapa pengguna.
Jenis Splitter
Planar Lightwave Circuit (PLC) Splitter
(Sumber gambar: https://images.app.goo.gl/9N1mbs82UqaVVcNx7)PLC merupakan splitter yang Menggunakan teknologi sirkuit gelombang cahaya planar, yang memungkinkan pembagian sinyal yang sangat akurat dan konsisten. Cocok untuk aplikasi yang memerlukan pembagian sinyal dengan rasio tinggi, seperti 1:32 atau 1:64.
Fused Biconical Taper (FBT) Splitter
Menggunakan teknologi
pemanasan dan fusi untuk menggabungkan dua atau lebih serat optik. Cocok untuk
aplikasi dengan rasio pembagian yang lebih rendah, seperti 1:2 atau 1:4.
Lalu apa itu Splitter Ratio?
Splitter ratio mengacu pada perbandingan antara jumlah input
dan output pada perangkat splitter optic. Splitter ratio ditulis dalam bentuk 1:x, di mana 1
menunjukkan jumlah input (biasanya satu inti serat optik) dan x menunjukkan
jumlah output (jumlah saluran yang dibagi). Splitter ratio menentukan berapa
banyak pengguna yang dapat dilayani oleh satu sumber sinyal dan mempengaruhi
desain dan kapasitas jaringan secara keseluruhan.
Berikut adalah
beberapa contoh splitter ratio:
1:2 Splitter:
Membagi sinyal dari satu inti serat optik menjadi dua saluran. Sering Digunakan untuk aplikasi dengan kebutuhan pembagian sinyal rendah.
1:4 Splitter:
Membagi sinyal dari satu inti serat optik menjadi empat saluran. Cocok untuk daerah dengan kepadatan pelanggan yang rendah hingga sedang.
1:8 Splitter:
Membagi sinyal dari satu inti serat optik menjadi delapan saluran.. Sering digunakan di lingkungan perumahan dengan kepadatan pelanggan sedang
.1:16 Splitter:
Membagi sinyal dari satu inti serat optik menjadi enam belas saluran. cocok untuk didaerah perkotaan dengan kepadatan pelanggan yang tinggi
1:32 Splitter:
Membagi sinyal dari satu inti serat optik menjadi tiga puluh dua saluran. Umum digunakan dalam topologi jaringan yang harus melayani banyak pelanggan dari satu sumber.
1:64 Splitter:
Membagi sinyal dari satu inti serat optik menjadi enam puluh empat saluran. Digunakan dalam jaringan yang sangat padat, seperti di gedung apartemen atau lingkungan perkotaan dengan banyak pelanggan.
Umumnya, kabel fiber optik dengan spesifikasi G.652 yang merupakan salah satu jenis kabel single mode, merupakan kabel yang umum digunakan untuk splitter ratio pada sistem jaringan FTTH. karena kinerjanya serta keefesiensiannya
Berikut alasannya:
1.Karakteristik Dispersi yang Baik
Serat G.652 memiliki dispersi kromatik yang rendah pada panjang gelombang 1310 nm, yang mengurangi distorsi sinyal dan memungkinkan transmisi data yang lebih bersih dan efisien.
2. Kompatibilitas dengan Teknologi yang Ada
Kompatibel dengan WDM (Wavelength Division Multiplexing): G.652 kompatibel dengan teknologi Dense WDM (DWDM) dan Coarse WDM (CWDM), yang memungkinkan penggunaan beberapa panjang gelombang pada serat yang sama untuk meningkatkan kapasitas.
3. Ketersediaan dan Biaya
Serat G.652 adalah jenis serat yang paling umum digunakan dan tersedia secara luas, sehingga memudahkan pengadaan dan penggantian. Karena penggunaan yang luas dan produksi massal, serat G.652 cenderung lebih murah dibandingkan jenis serat lainnya, yang mengurangi biaya total implementasi jaringan.
4. Kinerja yang Handal
Serat G.652 memiliki kerugian redaman yang rendah, terutama pada panjang gelombang 1310 nm dan 1550 nm, yang membuatnya ideal untuk transmisi jarak jauh. Serat ini juga memiliki performa yang stabil dan tahan lama, menjadikannya pilihan yang andal untuk jaringan FTTH.
5. Standardisasi dan Penggunaan Luas
Serat G.652 distandardisasi oleh ITU-T, memastikan kualitas dan kompatibilitas dengan perangkat dan sistem lain yang mematuhi standar yang sama. Karena sudah lama digunakan dalam industri telekomunikasi, ada banyak pengetahuan dan pengalaman dalam instalasi, pemeliharaan, dan pengoptimalan serat G.652.
6. Fleksibilitas dalam Penerapan
Serat G.652 dapat digunakan untuk berbagai aplikasi jaringan, termasuk backbone, metro, akses, dan FTTH. Serat G.652 bekerja sangat baik dengan berbagai rasio splitter, dari 1:2 hingga 1:64, yang memungkinkan fleksibilitas dalam desain dan implementasi jaringan.
\
Dan dari beberapa jenis splitter, jenis splitter PLC yang sering digunakan untuk splitter ratio.
Berikut alasannya:
1. Kinerja Stabil dan Konsisten: PLC splitter memberikan kinerja yang lebih stabil dan konsisten dibandingkan dengan Fused Biconical Taper (FBT) splitter, terutama dalam pembagian sinyal dengan rasio yang lebih tinggi.
2. Pembagian Sinyal yang Akurat: Teknologi PLC memungkinkan pembagian sinyal yang sangat akurat, yang penting untuk menjaga kualitas sinyal pada jaringan FTTH.
3. Ukuran Kompak: PLC splitter memiliki ukuran yang lebih kecil dan desain yang lebih ringkas, yang memudahkan pemasangan dalam berbagai konfigurasi jaringan.
4. Rasio Pembagian yang Tinggi: PLC splitter dapat mendukung rasio pembagian yang tinggi, seperti 1:16, 1:32, dan 1:64, yang umum digunakan dalam jaringan FTTH untuk melayani banyak pelanggan dari satu sumber serat optik.
5. Rentang Suhu Lebar: PLC splitter dapat beroperasi dalam
rentang suhu yang lebih lebar, membuatnya lebih tahan terhadap kondisi
lingkungan yang bervariasi.
berikut contoh perhitungan sederhana splitter rasio pada jaringan FTTH.
disini saya akan jelaskan 2 dari kiri saja. karena 2 dari kanan saya samakan dengan 2 dari kiri. jika kalian bertanya kenapa di samakan?, karena ini hanya sekedar contoh sederhana dan juga agar lebih mudah untuk dipahami.
alat diatas sendiri kita namakan OLT. apa itu OLT?. OLT adalah perangkat keras titik akhir (endpoint) dalam jaringan optik pasif atau passive optical network (PON). Dibagian OLT, terdapat alat yang bernama SFP. SFP merupakan perangkat yang dapat merubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik. (untuk penjelasan lebih lanjut tentang SFP, silahkan kunjungi link berikut (https://www.menggunakan.id/modul-sfp-pengertian-dan-fungsinya/). nah alat yang yang dibawah olt, bernama splitter. apa itu splitter? alat yang berfungsi untuk membagi sinyal cahaya dari satu serat input menjadi beberapa serat output.
cara menghitung redaman:
sebelum itu, kita perlu tahu standar ketentuan splitter
1:2= -4
1:4= -8
1:8= -10
1:16= -12, dst.
maksud dari 1:x yaitu, "1" buah splitter, "x" banyaknya port. misal 1:4. "1" buah splitter ada "4" port.
dan redaman paling direkomendasi yaitu kisaran -16 s/d -23. redaman tidak boleh kurang atau lebih dari redaman tersebut. jika kurang atau lebih, maka tidak bisa untuk digunakan.
Sebelah kiri pertama:
disini saya menggunakan SFP +7. pada gambar diatas saya membagi menjadi 4 bagian. yang artinya 1:4. 1:4 redamanyanya yaitu -8. jadi perhitungannya 7-8= -1. -1 merupakan redaman untuk input splitter. setelah itu redaman tersebut saya bagikan dengan splitter 1:4. jadi, (-8)+(-1)= -9. selanjutkan redaman -9 kita bagian lagi dengan splitter 1:16. jadi (-12)+(-9)= -21. redaman -21 merupakan redaman terakhir. sebab, kita sudah tidak bisa membaginya lagi, atau dengan kata lain akan melebihi dari -23. makan redaman -23 akan digunakan untuk kearah client. karena splitter terakhir menggunakan 1:16, maka client yang bisa dibuat sebanyak 16.
Sebelah kiri kedua:
pada splitter pertama, saya menggunakan splitter 1:2. jadi (-4)+(-1)= -5. untuk splitter kedua saya menggunakan splitter 1:2 juga. jadi (-5)+(-4)= -9. untuk splitter selanjutnya, saya bagi menjadi dua bagian. atau dengan kata lain saya bagi menjadi 1:2 dengaan menggunakan splitter 1:8. 1:2 redamannya -4. jadi (-9)+(-4)= -13. nah -13 digunakan untuk port input 2 splitter 1:8. (-10)+(-13)= -23. nah redaman -23 digunakan untuk kerarah client.